Rabu, 10 September 2014

Wuland Apsarie - Kepada Ayah


Hujan turun di matamu
Ada rintik rindu dan sakit
Menghujani tiga bocah yang hilang arah
Di ujung bibirmu biru
usia tampak tergesa-gesa
Seperti diburu waktu
Sesekali menjelma jadi nafas yang mendabik dadamu hebat
Tembok tembok berjamur
Besi tempat tidur yang mengkarat
Lorong lorong kosong
Betapa sungguh
bayang tinggal bayang
Hilang benar hilang
Ayah, dengan atau tanpa syarat
Kita buat satu pengecualian
Tentang catatan perjalanan
Bahwa air mata adalah saksi kebahagiaan telah tiba
Pada wajah pucat
Dan isyarat kecemasan
kepiluan seorang ibu
hujan kembali turun
Ada rintik rindu dan sakit
Maka kubiarkan itu senantiasa
Hadir di matamu
Basahi kenangan masa silam, dalam
genggam mimpi tiga bocah
hilang arah

Wuland Apsarie #copas
Denpasar, 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar