Kamis, 18 September 2014
HIDUP TANPA KETERIKATAN
Mudah diucapkan untuk disampaikan....
Namun harus diakui sulit untuk diterapkan...
Mari coba membayangkan indahnya hidup tanpa keterikatan :
"saya bahagia karena saya ingin bahagia"
kebahagiaan yang berakar pada hal lain atau orang lain,
sifatnya tidak kekal.............................
ex:
- saya bahagia karena pasangan saya cantik
- saya bahagia karena kaya, punya ini dan itu
- saya bahagia karena bisa begini atau begitu
- dsb
hidup tanpa keterikatan, melapangkan perjalanan jiwa,
jiwa tidak terbelenggu berbagai keinginan yang menghambat
untuk pergi menuju asalnya bila sudah waktunya
menjadi penting untuk kita belajar menumbuhkan dan memupuk
ketidak terikatan dengan cara membiasakan diri memberi kebaikan
dan kemudian melupakan, sangat sederhana,.........
namun sering kita lihat, dengar, bahkan kita laksanakan
tanpa sadar yang ujungnya berharap balasan.
Jika itu terjadi, segeralah mohon pengampunan dan maaf dari Tuhan..
karena sejatinyalah Beliau yang menyebabkan semuanya,
termasik kejadian kejadian yang kita alami..
mati memang lawan kata hidup
tetapi setelah hidup menjadi kehidupan dan mati menjadi kematian,
maka dia adalah satu bagian yang berproses tidak bisa dipisahkan
Kematian adalah bagian dari perjalanan kehidupan yang pasti
walaupun waktunya tidak pasti
kaitan kehidupan dengan hidup tanpa keterikatan
adalah bagaimana kita menjalani hidup ini dengan bahagia...
bahagia karena dalam raga kita ada.......................
jiwa yang bahagia masih mau bersama raga kita.
bukan karena apa yang kita miliki, ato apa yang kita capai,
tetapi karena kita mampu mengurangi tekanan jiwa dari keinginan
(terlebih lagi keinginan yang menyesatkan)
dan menyegarkannya dengan hanya memenuhi kebutuhan
..mungkin dari sini kemudian kita dengar bahwa..
"Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan tetapi
Beliau selalu memberi apa yang kita butuhkan"
kaitan kematian dengan hidup tanpa keterikatan adalah
bagaimana mengembalikan jiwa yang dipinjamkan kepada pemiliknya
..(Tuhan)..
bagaimana kita membiarkan proses alami jiwa meninggalkan raganya
karena selama jiwa bersama raga kita, tidak ada beban dan tekanan.
Jiwa yang bahagia kembali dengan tenang dan damai
karena tidak ada keterikatan dengan keinginan raga kita
hubungan jiwa dan raga hanya:
jiwa mengisi raga dan kemudian hidup
jiwa meninggalkan raga dan kemudian mati
tidak ada perjanjian, kesepakatan,dan pengingkaran
tidak ada kewajiban untuk begini begitu, dan hak milik
dan lanjutannya.......saya jadi bingung..........
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar