Senin, 18 Agustus 2014

Merah Putih dan 69.


Membaca tanda, berbagi filosofi, dan mengambil nilai buat sebuah sugesti positif.
Merah dan putih adalah kesatuan yang sangat dipercaya leluhur bangsa Indonesia sebagai warna bikromatik yang sakti. Majapahit bisa menguasai Nusantara berkat sugesti hebat yang digelorakan bendera bangsanya yang disebut Getih Getah yang memang berwarna merah putih.
Leluhur kita percaya bahwa getih yang berwarna merah dan getah yang berwarna putih adalah sumber hidup buat tumbuh kuat dan tumbuh suburnya makhluk yang bernafas. Warna merah dan putih adalah perlambang sumber energi buat menjadi kuat.
Bangsa ini sangat meyakini saat merah dan putih disatukan, akan menjadi kekuatan yang hebat, di saat sebuah bara semangat dan keberanian yang dicitrakan oleh warna merah berkolaborasi dengan kebijakan dan kesucian hati yang dipendarkan oleh warna putih. Tidak ada yang lebih mulia dari seorang pemberani yang bijak, berhati bersih dan suci, bukan? Itu semua yang ingin dikobarkan oleh pendiri-pendiri bangsa Indonesia, melanjutkan sugesti para leluhurnya sebelum bangsa ini terbentuk, lewat kekuatan warna, merah putih.
Demikian pula dengan tahun kemerdekaan kali ini, enam puluh sembilan. Bukan angka sembarangan.
Bagi sebagian orang, termasuk saya, saat mendengar dan membaca angka 69 akan langsung tersenyum dan memunculkan sebuah pikiran nakal berpersepsi seksual. Memang bukan hal yang salah, karena memang angka ini sangat populer untuk label sebuah citra gaya dan posisi seksual yang sangat diminati. Karena memang menyenangkan dan membawa keuntungan bersama peminatnya.
Keuntungan bersama? Memang itu kelebihan angka 69. Makna lain yang lebih muncul sejak dulu dari angka ini adalah tentang keseimbangan, sinergi dan mutualisme. Mutualisme inilah yang berarti keuntungan bersama, selama bisa menjalankannya.
Mereka yang percaya keberuntungan berasal dari kekuatan energi yang serasi dan seimbang, akan melihat bentuk dan aura angka 69 layaknya keseimbangan sempurna yin dan yang. Demikian pula keseimbangan yang ditawarkan angka ini bak sinergi purusha dan pradhana yang saling melengkapi. Keseimbangan yang sempurna, dengan sinergi yang harmonis, tentu akan berbuah hasil manis dan produktif jika dijalankan dengan semangat.
Bukankah ini bisa diartikan sebagai tanda alam yang positif? Tentu masih jauh dari kajian ilmiah. Tetapi saat kita ingin membangkitkan semangat, kita juga perlu sebuah sugesti kuat, layaknya leluhur kita menguasai Nusantara dan lanjut melahirkan bangsa ini 69 tahun lalu. Kata orang bijak, kesuksesan akan datang saat ada kemauan untuk maju, di saat yang tepat.
Hari ini, semuanya bertemu menjadi satu. Semangat merah putih, bertemu dengan kehadiran sang waktu yang membawa keseimbangan, keharmonisan yang harusnya bisa menjadi sinergi buat bermutualisme mendatangkan keuntungan bersama. Keuntungan, keberhasilan dan kemajuan sebagai bangsa.
Mari selesaikan segera semua perselisihan. Mari bersatu kembali sebagai bangsa. Kita punya segalanya. Harusnya kita semua bisa bersinergi buat menjadikan bangsa ini menjadi maju. Dan merdeka yang sesungguhnya.
Seperti yang diinginkan leluhur dan pendiri bangsa.
Merdeka Indonesiaku.
Denpasar, 17 Agustus 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar