Kamis, 24 Juli 2014
Kamis, 17 Juli 2014
MASA ORIENTASI SISWA SEKOLAH (MOSS)
BUDAYA PENJAJAHAN UNTUK BANGSA TERJAJAH
BUDAYA PARA PENJAJAH YANG TIDAK PERNAH DI TERAPKAN UNTUK ANAK-ANAK BANGSA MEREKA SENDIRI
BUDAYA MENGHUKUM DAN MENGHAKIMI PARA PENDIDIK DI INDONESIA
BUDAYA KEBODOHAN YANG MASIH TERUS DILESTARIKAN HINGGA HARI INI
-Mulai sejak SD hingga Perguruan Tinggi-
-Mulai dari guru dan dosen hingga para Senior ke Junior-
Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)
LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
…Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.
Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.
Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia,” jawab saya.
Dia pun tersenyum.
BUDAYA MENGHUKUM
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.
“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.
Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.
Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.
Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.
Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.
Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.
Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.
***
Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.
Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.
Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.
Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.
Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.
Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”
Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.
Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.
MELAHIRKAN KEHEBATAN
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.
Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.
Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.
Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.
Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.
Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.
Copas dari Copasan
ps. Silahkan di share kembali kepada sebanyak-banyak orang yang membutuhkannya, jika posting ini dianggap membawa manfaat bagi anak-anak kita dan generasi bangsa lainnya.
BUDAYA KEBODOHAN YANG MASIH TERUS DILESTARIKAN HINGGA HARI INI
-Mulai sejak SD hingga Perguruan Tinggi-
-Mulai dari guru dan dosen hingga para Senior ke Junior-
Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)
LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
…Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.
Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.
Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia,” jawab saya.
Dia pun tersenyum.
BUDAYA MENGHUKUM
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.
“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.
Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.
Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.
Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.
Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.
Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.
Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.
***
Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.
Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.
Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.
Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.
Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.
Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”
Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.
Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.
MELAHIRKAN KEHEBATAN
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.
Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.
Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.
Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.
Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.
Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.
Copas dari Copasan
ps. Silahkan di share kembali kepada sebanyak-banyak orang yang membutuhkannya, jika posting ini dianggap membawa manfaat bagi anak-anak kita dan generasi bangsa lainnya.
Yang Tertinggal dari FIFA World Cup (efek world cup)
Dalam buku catatan istri tertulis:
aku kehilangannya, tidak biasanya dia ngambek begini lama, aku sudah berusaha melakukan yang terbaik bahkan ku rasa pengorbananku melebihi segalanya.
Tuhan... apa salahku..?, aku sudah mengantisipasi kalau kalau aku yang salah dengan menelpon berkali kali, sms berkali kali, bbm dan semua tidak ada jawaban.
Ku minta dia anter belanja, dia tidak menjawab langsung beranjak ke mobil tapi dia tidak mau ikut turun, tidak seperti biasa dia menunggu dimobil dan menonton aku yang tergopoh membawa barang belanjaan banyak tanpa dibantu.... biasanya dia akan ikut menemani belanja dan berperilaku spt anak kecil minta ini dan itu...... aku rindu tingkahnya, tawanya, dan teriakannya saat marah.
Aku membuat sarapan dan makan malam kesukaannya, tapi tidak dimakannya, ketika ku tanya kenapa, dia hanya diam
dan malam ini ku terbaring disisinya, berusaha menetralisir perasaan penasaranku, ku sapa dia... .... dia diam, kupeluk dan ku cium....dia malah menolak bahkan menghindar,.. dia menatapku tajam seperti keheranan.................... aku merasa ditolak dan tercampakkan.
Ya Tuhan.......sampai kapan ini akan berakhir
Dalam buku catatan suami tertulis kalimat yang sangat singkat:
Argentina kalah lagi..........brengsek sialan!
“KATA-KATA INDAH” dari Dalai Lama.

Beliau menjawab : "Manusia",
Karena dia "Mengorbankan Kesehatannya" hanya "Demi uang";
Lalu dia "Mengorbankan Uang"nya demi Kesehatan".
Lalu dia "Sangat Khawatir" dengan "Masa Depannya",
sampai' dia "Tidak Menikmati Masa Kini";
Akhirnya dia "Tidak Hidup di Masa Depan atau pun di Masa Kini";
dia "Hidup Seakan-akan Tidak Akan Mati",
lalu dia "Mati" tanpa "Benar-benar Menikmati" apa itu "Hidup".
Bersyukurlah apa yang selama ini kita dapati dan
kita nikmati. Karena kita tidak akan tahu, apa yang akan terjadi
hari esok.
Ketika lahir dua tangan kita kosong...
ketika meninggal kedua tangan kita juga kosong...
Waktu datang dan waktu pergi kita tidak membawa apa-apa...
Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan..
Jangan minder karena miskin dan hina...
Bukankah kita semua hanyalah tamu dan semua milik kita
hanyalah pinjaman...
TETAPLAH RENDAH HATI seberapapun tinggi kedudukan kita...
TETAPLAH PERCAYA DIRI seberapapun kekurangan kita...
Karena kita hadir tidak membawa apa-apa dan kembali juga
tidak membawa apa-apa...
Hanya pahala kebajikan atau dosa kejahatan yang dapat kita bawa.
Datang ditemani oleh Tangis.....
Pergi juga ditemani oleh Tangis.....
Maka dari itu TETAPLAH BERSYUKUR, dalam segala
keadaan apa pun, dan HIDUPLAH disaat yang benar-benar ada
dan nyata untuk kita, yaitu SAAT INI, bukan dari bayang-bayang
MASA LALU maupun mencemaskan MASA DATANG yang
belum lagi tiba...
Building a Better Future Together.
Stefanus Sandy SE ,MM (Ivan)
Rabu, 16 Juli 2014
Soekarno dan Palestina (sejarah)
copas from: https://us.lrd.yahoo.com/
Perjuangan Indonesia mendukung
kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel telah dilakukan sejak era
Presiden Sukarno. Baginya, tiap bangsa punya hak menentukan nasibnya
sendiri tanpa melalui pengaturan dan campur tangan negara lain.
Sedari awal, Indonesia tak mau mengakui
Israel yang diproklamasikan David Ben-Gurion pada 14 Mei 1948, karena
merampas tanah rakyat Palestina. Pemerintah Indonesia tak membuka
hubungan diplomatik dengan Israel. Ucapan selamat dan pengakuan
kemerdekaan Indonesia yang dikirimkan Presiden Israel Chaim Weizmann dan
Perdana Menteri Ben Gurion tak pernah ditanggapi serius pemerintah
Indonesia. Mohammad Hatta hanya mengucapkan terimakasih, namun tak
menawarkan timbal-balik dalam hal pengakuan diplomatik. Sukarno juga tak
menanggapi telegram ucapan selamat dari Israel. (Baca: Israel Akui Kedaulatan Indonesia)
Sewaktu Sukarno mulai menggagas
Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 1953, Indonesia dan Pakistan menolak
keras diikutsertakannya Israel dalam konferensi tersebut. Keikutsertaan
Israel bakal menyinggung perasaan bangsa Arab, yang kala itu masih
berjuang memerdekakan diri. Sementara Israel adalah bagian dari
imperialis yang hendak dienyahkan Sukarno dan pemimpin-pemimpin dunia
ketiga lainnya.
Dalam pidato pembukannya di KAA pada 1955
yang juga dihadiri pejuang Palestina Yasser Arafat, Sukarno menyatakan
bahwa kolonialisme belum mati, hanya berubah bentuknya. Neokolonialisme
itu ada di berbagai penjuru bumi, seperti Vietnam, Palestina, Aljazair,
dan seterusnya. (Baca: Bom di Tengah Konferensi Asia-Afrika)
Maka dari itu, tulis Ali Sastroamidjojo dalam Tonggak-Tonggak di Perjalananku,
Bung Karno mengajak supaya bangsa-bangsa Asia dan Afrika di dalam
Konperensi ini membentuk satu front anti-kolonialisme dengan membangun
dan memupuk solidaritas Asia-Afrika.
“Imperialisme yang pada hakikatnya
internasional hanya dapat dikalahkan dan ditundukkan dengan penggabungan
tenaga antiimperialisme yang internasional juga,” ujar Sukarno dalam
pidato hari ulangtahun Republik Indonesia ke-21 pada 17 Agustus 1966,
sebagaimana dimuat dalam Revolusi Belum Selesai.
Pasca KAA, solidaritas Asia-Afrika
menguat dan semangat antikolonialisme makin membara di dada rakyat kedua
benua. Sukarno makin keras mendukung perjuangan kemerdekaan rakyat
Palestina. Hal itu dia lakukan dengan berbagai cara, tak terkecuali
melalui olahraga. Maulwi Saelan, pengawal Sukarno, masih ingat betul
pengalamannya tatkala sepakbola menjadi salahsatu alat perjuangan
Indonesia di pentas politik internasional. Menurutnya, pada 1958
Indonesia tinggal selangkah lagi masuk ke ajang Piala Dunia. Di
penyisihan wilayah Asia Timur, Indonesia berhasil menundukkan Tiongkok.
Indonesia tinggal memainkan pertandingan penentuan melawan Israel
sebagai juara di wilayah Asia Barat. Namun, Sukarno melarangnya. “Itu
sama saja mengakui Israel,” ujar Maulwi menirukan omongan Sukarno,
kepada Historia. “Ya, kita nurut. Nggak jadi
berangkat,” lanjut mantan penjaga gawang tim nasional yang pernah
membawa Indonesia menahan imbang Uni Soviet dalam Olimpiade Melbourne
1956.
Perlawanan terhadap Israel kembali
dilakukan oleh Sukarno ketika Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games IV
pada 1962. Pemerintah Indonesia tak memberikan visa kepada kontingen
Israel dan Taiwan. Meski alasan resmi yang dikeluarkan adalah, Indonesia
tak mempunyai hubungan diplomatik dengan kedua negara tersebut, tapi
alasan politik antiimperialisme Sukarno mendasari kebijakan tersebut.
Saat itu, negara-negara Arab sedang bersengketa dengan Israel yang
ditopang Barat. Sedangkan China dikucilkan dunia internasional setelah
Barat hanya mengakui Taiwan sebagai pemerintahan China yang sah. Sukarno
melihat hal ini sebagai bentuk penindasan negara-negara Old Established
Forces (Oldefos) terhadap New Emerging Forces (Nefos).
Akibatnya, Komite Olimpiade Internasional
(IOC) menskors keanggotaan Indonesia dengan batas waktu yang tak
ditentukan. Alih-alih patuh, Sukarno justru memerintahkan Komite
Olimpiade Indonesia keluar dari IOC pada Februari 1963. Sukarno terus
melawan. “Sebagai jawabannya Sukarno membentuk Ganefo yang diadakan
tahun 1963, yang menjadi pertanda kebesaran bangsa ini dan pertanda
ketidaktergantungan pada kekuatan-kekuatan dunia yang ada,” tulis John
D. Legge dalam Sukarno: Biografi Politik. (Baca: Ganefo dan Mimpi Besar Sukarno di majalah Historia Nomor 17 Tahun II, 2014)
Semasa pemerintahan Sukarno pula
Indonesia aktif mendukung perjuangan kemerdekaan di berbagai penjuru
dunia dengan bantuan dana dan lain sebagainya. Tak hanya di tingkat
pemerintahan, rakyat Indonesia juga aktif mendukung kemerdekaan
Palestina dan bangsa-bangsa lain seperti Aljazair dan Afrika Selatan.
Melalui OISRAA (Organisasi Indonesia untuk Setikawanan Rakyat
Asia-Afrika) yang berdiri pada 1960 dan tergabung dalam AAPSO
(Organisasi Solidaritas Rakyat Asia-Afrika), kerjasama perjuangan
tersebut diintensifkan.
Hingga saat kekuasaannya sudah direbut
Jenderal Soeharto pada 1966, Sukarno tetap pada pendiriannya dalam hal
perjuangan rakyat Palestina melawan Israel. Dalam pidatonya pada hari
ulangtahun Republik Indonesia ke-21, Sukarno menyatakan, “Kita harus
bangga bahwa kita adalah satu bangsa yang konsekuen terus, bukan saja
berjiwa kemerdekaan, bukan saja berjiwa antiimperialisme, tetapi juga
konsekuen terus berjuang menentang imperialisme. Itulah pula sebabnya
kita tidak mau mengakui Israel!”
(Historia - MF Mukthi)
BANGSA INI DIBANGUN OLEH BAPAK-BAPAK BANGSA YANG TIDAK PENDENDAM
Perhatikan komentar Buya Hamka atas pemenjaraan dirinya oleh Bung Karno, "Saya tidak pernah dendam
kepada orang yang menyakiti saya. Dendam itu termasuk dosa. Selama dua
tahun empat bulan saya ditahan, saya merasa semua itu merupakan anugerah
yang tiada terhingga dari Allah kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Kitab Tafsir Al-Qur’an 30 juz. Bila bukan dalam tahanan,
tidak mungkin ada waktu saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan
pekerjaan itu.”
Meskipun
secara politik berseberangan, Soekarno tetap menghormati keulamaan
Hamka. Menjelang wafatnya, Soekarno berpesan, “Bila aku mati kelak,
minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku…”
Meskipun banyak yang tak setuju, Buya Hamka dengan ikhlas memenuhi wasiat Soekarno memimpin shalat jenazah tokoh yang pernah menjebloskannya ke penjara itu.
Bangsa ini dibangun oleh para negarawan yang tegas tapi santun ...
Karena kritiknya yang tegas pada Orde Baru, Mohammad Natsir bersama kelompok petisi 50 dicekal. Natsir dilarang untuk melakukan kunjungan luar negeri seperti mengikuti Konferensi Rabithah Alam Islami. Bahkan Natsir tidak mendapat izin untuk ke Malaysia menerima gelar doktor kehormatan dari Universiti Kebangsaan Malaysia dan Universiti Sains Pulau Pinang.
Di balik kritik yang ia lancarkan, ia tetap bersikap santun. Misalnya pada beberapa kali perayaan Idul Fitri, ia selalu saja hadir dalam acara silaturahmi di kediaman Soeharto di Cendana, meskipun keberadaannya seringkali tidak ditanggapi oleh Soeharto saat itu.
Bahkan bukan hanya bersikap santun, ia secara sadar juga turut membantu pemerintahan Orde Baru untuk kepentingan pemerintah sendiri. Misalnya, ia membantu mengontak pemerintah Kuwait agar dapat menanam modal di Indonesia dan meyakinkan pemerintah Jepang tentang kesungguhan Orde Baru membangun ekonomi.
Bangsa ini berdiri karena para founding fathers yang toleran dan penuh empati ...
Prawoto Mangkusasmito, Ketua Umum Masyumi setelah Mohammad Natsir, hidup sangat sederhana bahkan tak punya rumah. Ketua Umum Partai Kristen Indonesia, IJ Kasimo berinisiatif menginisiasi urunan untuk membelikan rumah bagi Prawoto.
Bangsa ini besar karena kesederhanaan pemimpinnya ...
Bung Hatta pernah punya mimpi untuk membeli sepatu Bally. Dia menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya. Ia kemudian menabung, mengumpulkan uangnya sedikit demi sedikit agar bisa membeli sepatu idaman tersebut.
Namun, apa yang terjadi? Ternyata uang tabungan tidak pernah mencukupi untuk membeli sepatu Bally. Uang tabungannya terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu orang-orang yang datang kepadanya guna meminta pertolongan. Alhasil, keinginan Bung Hatta untuk membeli sepasang sepatu Bally tak pernah kesampaian hingga akhir hayatnya. Bahkan, yang lebih mengharukan, ternyata hingga wafat, guntingan iklan sepatu Bally tersebut masih tersimpan dengan baik.
Bangsa ini kokoh karena pemimpinnya menjunjung fairness ...
Ketika hubungan Soekarno dan Hatta merenggang, beberapa orang yang pro Soekarno tidak mencantumkan nama Hatta pada teks proklamasi. Soekarno dengan marah menegur, “Orang boleh benci pada seseorang! Aku kadang-kadang saling gebug dengan Hatta!! Tapi menghilangkan Hatta dari teks proooklaamaasii, itu perbuatan pengecut!!!”.
Hari ini kita menentukan apakah bangsa ini jadi pemenang atau pengecut.
Jadi besar atau kerdil.
Jadi pemaaf atau pendendam.
Jadi penuh empati atau suka menghakimi.
Jadi penyebar damai atau penebar fitnah.
Yang akan menentukan masa depan bangsa ini bukan hanya siapa yang terpilih, tapi juga bagaimana sikap pendukungnya.
Bukan hanya siapa yang menang, tapi bagaimana sikap yang kalah.
copas from Zulmen
Meskipun banyak yang tak setuju, Buya Hamka dengan ikhlas memenuhi wasiat Soekarno memimpin shalat jenazah tokoh yang pernah menjebloskannya ke penjara itu.
Bangsa ini dibangun oleh para negarawan yang tegas tapi santun ...
Karena kritiknya yang tegas pada Orde Baru, Mohammad Natsir bersama kelompok petisi 50 dicekal. Natsir dilarang untuk melakukan kunjungan luar negeri seperti mengikuti Konferensi Rabithah Alam Islami. Bahkan Natsir tidak mendapat izin untuk ke Malaysia menerima gelar doktor kehormatan dari Universiti Kebangsaan Malaysia dan Universiti Sains Pulau Pinang.
Di balik kritik yang ia lancarkan, ia tetap bersikap santun. Misalnya pada beberapa kali perayaan Idul Fitri, ia selalu saja hadir dalam acara silaturahmi di kediaman Soeharto di Cendana, meskipun keberadaannya seringkali tidak ditanggapi oleh Soeharto saat itu.
Bahkan bukan hanya bersikap santun, ia secara sadar juga turut membantu pemerintahan Orde Baru untuk kepentingan pemerintah sendiri. Misalnya, ia membantu mengontak pemerintah Kuwait agar dapat menanam modal di Indonesia dan meyakinkan pemerintah Jepang tentang kesungguhan Orde Baru membangun ekonomi.
Bangsa ini berdiri karena para founding fathers yang toleran dan penuh empati ...
Prawoto Mangkusasmito, Ketua Umum Masyumi setelah Mohammad Natsir, hidup sangat sederhana bahkan tak punya rumah. Ketua Umum Partai Kristen Indonesia, IJ Kasimo berinisiatif menginisiasi urunan untuk membelikan rumah bagi Prawoto.
Bangsa ini besar karena kesederhanaan pemimpinnya ...
Bung Hatta pernah punya mimpi untuk membeli sepatu Bally. Dia menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya. Ia kemudian menabung, mengumpulkan uangnya sedikit demi sedikit agar bisa membeli sepatu idaman tersebut.
Namun, apa yang terjadi? Ternyata uang tabungan tidak pernah mencukupi untuk membeli sepatu Bally. Uang tabungannya terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu orang-orang yang datang kepadanya guna meminta pertolongan. Alhasil, keinginan Bung Hatta untuk membeli sepasang sepatu Bally tak pernah kesampaian hingga akhir hayatnya. Bahkan, yang lebih mengharukan, ternyata hingga wafat, guntingan iklan sepatu Bally tersebut masih tersimpan dengan baik.
Bangsa ini kokoh karena pemimpinnya menjunjung fairness ...
Ketika hubungan Soekarno dan Hatta merenggang, beberapa orang yang pro Soekarno tidak mencantumkan nama Hatta pada teks proklamasi. Soekarno dengan marah menegur, “Orang boleh benci pada seseorang! Aku kadang-kadang saling gebug dengan Hatta!! Tapi menghilangkan Hatta dari teks proooklaamaasii, itu perbuatan pengecut!!!”.
Hari ini kita menentukan apakah bangsa ini jadi pemenang atau pengecut.
Jadi besar atau kerdil.
Jadi pemaaf atau pendendam.
Jadi penuh empati atau suka menghakimi.
Jadi penyebar damai atau penebar fitnah.
Yang akan menentukan masa depan bangsa ini bukan hanya siapa yang terpilih, tapi juga bagaimana sikap pendukungnya.
Bukan hanya siapa yang menang, tapi bagaimana sikap yang kalah.
copas from Zulmen
Selasa, 15 Juli 2014
RAHASIA KEMAKMURAN [TAT WAM ASI (sebuah aplikasi)]
TAT WAM ASI (sebuah aplikasi)
Kita sering mendengar “Bantulah Orang Lain, Cintai dan Perlakukan Orang Lain Seperti Diri Kita Sendiri. Apa yang Kita Berikan pada Orang Lain, Kita Sendirilah Yang Akan Menerimanya”. Semua Agama mengajarkan untuk BERBAGI. Tetapi kita tidak mengerti mekanisme-nya, kalau ingin cepat makmur bantulah orang lain untuk “makmur lebih dahulu”, mendapatkan keinginan’nya.
Kita tidak mengerti kenapa harus orang lain lebih dulu…
Mungkin ini adalah kajiannya……..
*
Ada bagian dari orang lain yang menjadi bagian dari diri kita,
manusia terdiri dari tiga bagian yaitu: Badan, Pikiran dan Jiwa.
DEEPAK CHOPRA mengatakan otak manusia hanya berfungsi sebagai transformer.
Pikiran kita tidak berada di otak melainkan disetiap sel tubuh, yang jumlahnya triliunan.
Oleh karena itu ketika berpikir negative kita langsung merasa tidak enak badan.
karena tiap sel kita memiliki pikiran dan kecerdasaan…….
*
Dimana letak jiwa manusia?
Rahasianya jiwa kita ada dimana mana
Kita semua memiliki tubuh dan pikiran yang berbeda namun memiliki jiwa yang sama.
Ibarat bau udara; didapur, di kamar mandi, diluar, kita mencium udara yang berbeda, tapi sebenarnya sama karena merupakan bagian dari satu udara.
Begitu juga dengan kita, kelihatannya berbeda terpisah namun esensinya kita semua merupakan satu bagian dari satu jiwa. Apabila kita bisa menggagap orang lain sebagai diri kita, dunia akan damai.
Oleh karena itu, apa yang kita perbuat bagi orang lain, berarti kita kerjakan pula untuk diri kita.
Itulah sebabnya ada ungkapan “kalau kita tidak bisa mencintai diri kita sendiri berarti kita tidak bisa juga mencintai orang lain”.
dengan membantu orang lain untuk sukses energi atau kekuatan yg kita peroleh akan berlipat ganda, semakin cepat energi itu kita pakai, semakin cepat kita berada dalam proses berkreasi, sehingga apa yg kita inginkan akan cepat terwujud. Semua energi yg kita berikan pada orang lain akan kembali pada diri kita karena memang tidak ada orang lain.
Lihatlah orang lain sebagai diri kita dalam bentuk yg berbeda. Kita akan menyayangi setiap orang.
Akan iklas kepada setiap orang
we are all one
DISARIKAN DARI the secret behind the secret
di kutip dari GHANTA SARI
Kita sering mendengar “Bantulah Orang Lain, Cintai dan Perlakukan Orang Lain Seperti Diri Kita Sendiri. Apa yang Kita Berikan pada Orang Lain, Kita Sendirilah Yang Akan Menerimanya”. Semua Agama mengajarkan untuk BERBAGI. Tetapi kita tidak mengerti mekanisme-nya, kalau ingin cepat makmur bantulah orang lain untuk “makmur lebih dahulu”, mendapatkan keinginan’nya.
Kita tidak mengerti kenapa harus orang lain lebih dulu…
Mungkin ini adalah kajiannya……..
*
Ada bagian dari orang lain yang menjadi bagian dari diri kita,
manusia terdiri dari tiga bagian yaitu: Badan, Pikiran dan Jiwa.
DEEPAK CHOPRA mengatakan otak manusia hanya berfungsi sebagai transformer.
Pikiran kita tidak berada di otak melainkan disetiap sel tubuh, yang jumlahnya triliunan.
Oleh karena itu ketika berpikir negative kita langsung merasa tidak enak badan.
karena tiap sel kita memiliki pikiran dan kecerdasaan…….
*
Dimana letak jiwa manusia?
Rahasianya jiwa kita ada dimana mana
Kita semua memiliki tubuh dan pikiran yang berbeda namun memiliki jiwa yang sama.
Ibarat bau udara; didapur, di kamar mandi, diluar, kita mencium udara yang berbeda, tapi sebenarnya sama karena merupakan bagian dari satu udara.
Begitu juga dengan kita, kelihatannya berbeda terpisah namun esensinya kita semua merupakan satu bagian dari satu jiwa. Apabila kita bisa menggagap orang lain sebagai diri kita, dunia akan damai.
Oleh karena itu, apa yang kita perbuat bagi orang lain, berarti kita kerjakan pula untuk diri kita.
Itulah sebabnya ada ungkapan “kalau kita tidak bisa mencintai diri kita sendiri berarti kita tidak bisa juga mencintai orang lain”.
dengan membantu orang lain untuk sukses energi atau kekuatan yg kita peroleh akan berlipat ganda, semakin cepat energi itu kita pakai, semakin cepat kita berada dalam proses berkreasi, sehingga apa yg kita inginkan akan cepat terwujud. Semua energi yg kita berikan pada orang lain akan kembali pada diri kita karena memang tidak ada orang lain.
Lihatlah orang lain sebagai diri kita dalam bentuk yg berbeda. Kita akan menyayangi setiap orang.
Akan iklas kepada setiap orang
we are all one
DISARIKAN DARI the secret behind the secret
di kutip dari GHANTA SARI
Kamis, 10 Juli 2014
Sopir Taxi (oleh: Tanadi Santoso)
Suatu hari saya naik Taxi di Palembang saat memberi seminar disana. Didalam taxi saya menelpon kantor urusan kerja, san selesai menelpon sopir taxi tanya: “Maaf Pak, apakah benar bapak adalah Pak Tanadi Santoso.”
Tentu saya terkejut juga dikenali sang sopir. Ternyata dia kenal suara saya, dan dulu di Jakarta bekerja sebagai satpam sering mendengar acara radio Pas FM. Bahkan dia ingat banyak materi cerita business wisdom saya. Dia telah 6 tahun pindah ke Palembang, sebagai sopir taxi, dan kehidupannya cukup baik sekarang.
Sejak pindah dia merasa mendapat rejeki lebih bila bekerja lebih keras, yang berbeda dengan kerjanya di Jakarta. Maka dia bekerja keras habis2an selama merantau ini, apalagi tidak punya teman family, seluruh tenaganya dipakai untuk kerja keras.
Ceritanya, “Pak, saya ini bekerja keras tanpa kenal lelah selama 6 tahun ini, sehari bisa 15 jam nonstop, sering tidur di mobil, semuanya hanya karena satu hal saja. Saya ingin mengajak kedua orang tua saya naik Haji selagi mereka bisa.”
Motivasi kerja terbaik adalah dari dalam diri sendiri, dari diri kita sendiri yang mau, dan bukan dari luar. Teriakan “Luar Biasa, Dahsyat, Aku bisa!!!” tentu bukannya buruk, tetapi sering semangat itu mengempis hanya dalam waktu yang singkat.
Insentif sekedar mengejar bonus juga sering hilang ditelan kebosanan, atau kejenuhan. Mengejar uang sering melelahkan kita dan bahkan tidak memenuhi dahaga kita yang sering mengalami penurunan kepuasan. Setelah dapat nilai yang diinginkan, makin haus dan mengejar lebih tanpa habis2nya.
Semangat dari dalam bisanya didapat dari kemahiran kita melakukan sesuatu yang membuat kita termotivasi mengerjakan itu, dan dari makna dari kerja yang kita lakukan. Makna kerja adalah pendorong tertinggi yang selalu akan membuat kita mau bekerja super keras, tahan banting, dan tanpa mengenal lelah.
Sang sopir dengan mata bersyukur yang berkaca kaca, berkata; “ Alhamdulilah Pak, 4 bulan lalu kami berempat: Ayah, ibu, istri dan saya telah menunaikan Ibadah Haji.” Dan diceritakannya semua keindahan perjalanan Naik Hajinya.
(oleh: Tanadi Santoso. Surabaya, 5 Feb 2014)
AKHIR PERJALANAN GOBEL (puisi)
AKHIR PERJALANAN GOBEL
Terdiam merenung sendu
Ku bersenandung rindu
Terbayang perjalanan waktu
Sebuah kisah masa lalu
Tiada lagi nyanyian surga
Tiada lage penghibur lara
Tiada lage damai dalam jiwa
Hanya ada Bintang penuh derita
Hanya ada Langit yang kian terluka
Seakan hendak berkata
Inilah nafas Kehidupanku
Senyuman pun kian membeku
Dalam dinginnya gelap hitam malam
Tangisan pun kian melarut pilu
Dalam harunya lautan malam
Seakan hendak bercerita
Inilah jejak yang harus kutempuh
Sanggupkah kulalui badai angin pasir rindu
Sanggupkah kulupakan indahnya sejuta pesona mimpi
Sanggupkah kulangkahkan kaki melewati panas inti bumi
Sanggupkah kubenamkan diriku dalam lautan kelam
Sanggupkah kubertahan dalam dinginnya hembusan angin salju
Hanya ada satu jawaban hati
Kan Kulalui dan kujalani dengan kasih murni setulus hati
Putrawan Teddy
Terdiam merenung sendu
Ku bersenandung rindu
Terbayang perjalanan waktu
Sebuah kisah masa lalu
Tiada lagi nyanyian surga
Tiada lage penghibur lara
Tiada lage damai dalam jiwa
Hanya ada Bintang penuh derita
Hanya ada Langit yang kian terluka
Seakan hendak berkata
Inilah nafas Kehidupanku
Senyuman pun kian membeku
Dalam dinginnya gelap hitam malam
Tangisan pun kian melarut pilu
Dalam harunya lautan malam
Seakan hendak bercerita
Inilah jejak yang harus kutempuh
Sanggupkah kulalui badai angin pasir rindu
Sanggupkah kulupakan indahnya sejuta pesona mimpi
Sanggupkah kulangkahkan kaki melewati panas inti bumi
Sanggupkah kubenamkan diriku dalam lautan kelam
Sanggupkah kubertahan dalam dinginnya hembusan angin salju
Hanya ada satu jawaban hati
Kan Kulalui dan kujalani dengan kasih murni setulus hati
Putrawan Teddy
Rabu, 09 Juli 2014
9-7-2014
Pertandingan antara Jerman /J (JKW) dengan Brazil /B (Bowo)
Skor 7-1 untuk J... mungkinkah yg dimaksud "7okow1"
7 identik dg JKW, 1 identik Prabowo....
Milih presiden (orang 1 RI) yg ke 7..,, atau "7okowi untuk RI 1"
hhhmmmmm..........................
Selamat pagi semesta, semoga pilpres hari ini hingga prosesnya nanti berjalan damai,
tunjukkan demokrasi Indonesia dewasa dimata dunia...... Santih
Skor 7-1 untuk J... mungkinkah yg dimaksud "7okow1"
7 identik dg JKW, 1 identik Prabowo....
Milih presiden (orang 1 RI) yg ke 7..,, atau "7okowi untuk RI 1"
hhhmmmmm..........................
Selamat pagi semesta, semoga pilpres hari ini hingga prosesnya nanti berjalan damai,
tunjukkan demokrasi Indonesia dewasa dimata dunia...... Santih
Selasa, 08 Juli 2014
JAYABAYA (tafsiran ramalan)
Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta
tanpa kuda.
Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak- waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
Manungsa padha seneng nyalah--- Orang- orang saling lempar kesalahan.
Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
Nantang bapa--- Menantang ayah.
Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah- tabiat ganjil
Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka. Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
Akeh laknat--- Banyak kutukan
Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
Guru disatru---Guru dimusuhi.
Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor--- Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
Akeh barang haram---Banyak barang haram.
Akeh anak haram---Banyak anak haram.
Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
Wong lanang ngasorake drajate dhewe--- Laki-laki memperhina derajat sendiri.
Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.
Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.
Wong golek pangan kaya gabah diinteri--- Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
Sing kebat kliwat---Yang tangkas lepas.
Sing telah sambat---Yang terlanjur menggerutu.
Sing gedhe kesasar---Yang besar tersasar.
Sing cilik kepleset---Yang kecil terpeleset.
Sing anggak ketunggak---Yang congkak terbentur.
Sing wedi mati---Yang takut mati.
Sing nekat mbrekat---Yang nekat mendapat berkat.
Sing jerih ketindhih---Yang hati kecil tertindih
Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur
Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.
Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.
Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.
Wong tani ditaleni---Orang (yang) bertani diikat.
Wong dora ura-ura---Orang (yang) bohong berdendang.
Ratu ora netepi janji, musna panguwasane--- Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.
Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.
Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.
Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.
Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.
Anak lali bapak---Anak lupa bapa.
Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.
Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.
Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan--- Banyak orang mati lapar di samping makanan.
Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.
Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.
Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.
Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.
Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.
Akeh wong mati jalaran saka peperangan--- Banyak orang mati karena perang.
Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.
Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.
Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
Akeh bandha musna ora karuan lungane--- Banyak harta hilang entah ke mana
Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe---Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anak haram.
Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntu nglah si lupa, beruntunglah si sadar.
Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.
Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.
Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.
Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.
Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.
Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.
Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.
Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.
Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang
Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.
Ana Bupati saka wong sing asor imane--- Ada raja berasal orang beriman rendah.
Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi.
Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci.
Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.
Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.
Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
Maling wani nantang sing duwe omah--- Pencuri menantang si empunya rumah.
Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.
Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.
Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.
Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.
Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.
Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
Agama ditantang---Agama ditantang.
Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.
Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.
Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
Prikamanungsan di-iles-iles--- Perikemanusiaan diinjak-injak.
Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan.
Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
Amarga dadi korbane si jahat sing jajil--- Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.
Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
Tukang mangan suap saya ndadra---Pemaka n suap semakin merajalela.
Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.
Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga
Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.
Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.
Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.
Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.
Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.
Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.
Buruh mangluh---Buruh menangis.
Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.
Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.
Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.
Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.
Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.
Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal setengah.
Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.
Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.
Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.
Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.
Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman...
Ayyoooo Iling karo paweling e SRI AJI JOYO BOYO gak wong wong saiki..mesthi di kiro ngarang..Sodrooon kabeh................#copas
Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak- waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
Manungsa padha seneng nyalah--- Orang- orang saling lempar kesalahan.
Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
Nantang bapa--- Menantang ayah.
Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah- tabiat ganjil
Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka. Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
Akeh laknat--- Banyak kutukan
Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
Guru disatru---Guru dimusuhi.
Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor--- Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
Akeh barang haram---Banyak barang haram.
Akeh anak haram---Banyak anak haram.
Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
Wong lanang ngasorake drajate dhewe--- Laki-laki memperhina derajat sendiri.
Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.
Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.
Wong golek pangan kaya gabah diinteri--- Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
Sing kebat kliwat---Yang tangkas lepas.
Sing telah sambat---Yang terlanjur menggerutu.
Sing gedhe kesasar---Yang besar tersasar.
Sing cilik kepleset---Yang kecil terpeleset.
Sing anggak ketunggak---Yang congkak terbentur.
Sing wedi mati---Yang takut mati.
Sing nekat mbrekat---Yang nekat mendapat berkat.
Sing jerih ketindhih---Yang hati kecil tertindih
Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur
Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.
Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.
Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.
Wong tani ditaleni---Orang (yang) bertani diikat.
Wong dora ura-ura---Orang (yang) bohong berdendang.
Ratu ora netepi janji, musna panguwasane--- Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.
Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.
Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.
Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.
Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.
Anak lali bapak---Anak lupa bapa.
Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.
Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.
Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan--- Banyak orang mati lapar di samping makanan.
Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.
Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.
Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.
Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.
Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.
Akeh wong mati jalaran saka peperangan--- Banyak orang mati karena perang.
Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.
Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.
Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
Akeh bandha musna ora karuan lungane--- Banyak harta hilang entah ke mana
Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe---Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anak haram.
Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntu nglah si lupa, beruntunglah si sadar.
Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.
Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.
Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.
Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.
Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.
Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.
Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.
Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.
Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang
Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.
Ana Bupati saka wong sing asor imane--- Ada raja berasal orang beriman rendah.
Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi.
Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci.
Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.
Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.
Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
Maling wani nantang sing duwe omah--- Pencuri menantang si empunya rumah.
Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.
Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.
Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.
Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.
Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.
Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
Agama ditantang---Agama ditantang.
Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.
Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.
Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
Prikamanungsan di-iles-iles--- Perikemanusiaan diinjak-injak.
Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan.
Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
Amarga dadi korbane si jahat sing jajil--- Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.
Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
Tukang mangan suap saya ndadra---Pemaka n suap semakin merajalela.
Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.
Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga
Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.
Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.
Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.
Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.
Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.
Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.
Buruh mangluh---Buruh menangis.
Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.
Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.
Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.
Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.
Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.
Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal setengah.
Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.
Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.
Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.
Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.
Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman...
Ayyoooo Iling karo paweling e SRI AJI JOYO BOYO gak wong wong saiki..mesthi di kiro ngarang..Sodrooon kabeh................#copas
Sukses itu spt apa
Nak, apa kabar? Sini, mari kita duduk dan dengarkan lagi
cerita-cerita indah.
Cerita-cerita yang semoga menyamankan dan menenangkan kegelisahan hatimu.
Kali ini kita akan membayangkan tentang sukses.
Menurutmu, sukses itu apa, nak?
Apa tandanya bahwa seseorang sukses?
Orang sukses itu kelihatan serius?
Mari kita berkenalan dengan Gus Dur, nak. Beliau cengangas-cengenges dan sering mengampangkan masalah, tapi banyak yang menganggap beliau orang sukses..
Orang sukses itu waras? Mari kita lihat sejenak Van Gogh, nak. Beliau adalah pelukis kenamaan yang juga pengidap schizophrenia, kalau dari kategori kejiwaan, dia disebut gila.
Orang sukses itu pake jas, dasi, baju setelah yang keren? Mari kita cari tahu Bob Sadino, nak. Beliau bepergian ke banyak tempat dengan celana pendeknya.
Orang sukses itu cerdas? Kau pasti tahu Einstein kan, nak? Tahu bahwa dia pernah “dipulangkan” oleh gurunya karena dianggap sangat bodoh?
Orang sukses itu tinggi? Mari kita cari tahu berapa tinggi Napoleon Bonaparte dan Nicolas Sarkozy, tinggi badan mereka tidak sampai 170 cm…
Orang sukses itu pasti percaya diri? Direktur pertama FBI, Edgar J. Hoover, itu waktu kecil sampai harus konsultasi kepsikolog karena sangat tidak percaya diri dan pasti terbata-bata kalau bicara didepan umum, saking ia tidak percaya dirinya…
Orang sukses itu karakter dan pembawaannya tenang? Mungkin kita bisa lihat Walt Disney, nak. Konon kabarnya dia hiperaktif dan tak bisa diam.
Orang sukses itu sempurna secara fisik? Helen Keller itu buta, Stephen Hawking tidak bisa benar-benar bicara dan duduk dikursi roda, Nick Vujicic itu hanya punya kaki dan tangan seperti ayam..
Orang sukses itu kaya dan tujuannya untuk meraih kekayaan? Mari kita perhatikan Mahatma Gandhi, Bunda Theresa, Aung San Suu Kyi, atau Nelson Mandela, bagaimana hidup mereka berkutat dengan kesulitan, penolakan, perampasan kemerdekaan, dan pemiskinan untuk sebuah tujuan yang tidak berhubungan dengan uang, dan orang pun melihat mereka sebagai sukses.
Orang sukses itu dari keluarga yang “sempurna”? Coba kita perhatikan bahwa Steve Jobs adalah anak angkat dan hanya satu dari orang tua angkatnya yang tamat SMA, Ibu dan istri Alexander Graham Bell keduanya tuli, dan P.L. Travers pengarang buku Mary Poppins ibunya pernah hampir bunuh diri dan ayahnya pemabuk..
Orang sukses itu pasti dari orang tua kaya yang hidupnya enak? Masih ingat Walt Disney tadi yang saya sebut itu, nak? Orang tuanya punya usaha koran, tapi pengantar korannya sendiri adalah anak-anaknya. Dan ayah Walt Disney akan menghukum sendiri anaknya jika mereka terlambat mengantar koran.
Orang sukses itu selalu berhasil dan jarang gagal? Steve Jobs yang anak angkat itu tadi, nak, dia putus kuliah ditengah jalan dan sempat terlunta-lunta dan jadi pengangguran bertahun-tahun sebelum memulai perusahaan sendiri. J.K. Rowling adalah ibu rumah tangga yang bertahun-tahun menganggur dan sedang dililit hutang ketika baru memulai menulis Harry Potter.
Orang sukses itu keberhasilannya selalu dapat diperhitungkan dan hasil dari perencanaan matang dan jangka panjang? Alexander Fleming penemu penicilin itu, nak, mendapat ide penemuannya dari kotoran cucian piringnya yang ditinggal beberapa lama selama beliau liburan..
Orang sukses itu fasilitasnya lengkap? Marie Curie itu baru dapat laboratorium sendiri setelah menang nobel, nak. Kita juga perlu bangga akan Warsito Taruno yang rela meninggalkan dan menolak tawaran dari beberapa negara maju untuk membuat laboratorium sendiri di Indonesia, yang tentu saja dengan segala keterbatasannya..
Orang sukses itu pasti orang berpengalaman yang bertahun-tahun sudah menggeluti bidang tertentu? Mari kita kenali Mark Zuckerberg, nak. Beliau memulai Facebook setelah ditolak cintanya dan malam itu juga ia mengotak-atik program komputer dan cikal-bakal facebook pun dimulai..
Ya, tapi mereka semua pengecualian. Mungkin saja mereka semua pengecualian. Pengecualiannya adalah karena: Mereka gila, cukup gila untuk terus berkarya apapun kondisi dan situasinya. Mereka tidak sadar diri, sudah tahu cacat, pendek, berkepribadian buruk, sudah tahu tidak punya pengalaman, atau miskin, tapi masih saja berlagak dan sok berani, sok tahu, belagu, dan banyak tingkah.. Urat malu dan urat takut mereka sudah putus, sudah tahu bodoh, seenaknya sendiri pula. Darimana sih asalnya? Bisa tidak tahu malu, tidak tahu diri, tidak tahu adat, tidak tahu sopan-santun seperti itu?
Label apa yang saat ini diberikan padamu, nak? Karakter apa yang kau miliki saat ini? Latar belakang keluarga seperti apa yang kau miliki? Fisikmu seperti apa, nak? Fasilitas apa yang kau punyai saat ini?
Sebelum menyudahi tulisan ini, ijinkan saya menghaturkan permohonan maaf, nak. Karena saya tidak dapat menyodorkan formula tentang kesuksesan itu sendiri.
Namun, jika kau merasa kehilangan semangat, sedih, tak berdaya, atau hidup sepertinya menghantammu jatuh terlalu keras, cobalah ingat-ingat mereka. Jika perlu, bacalah lagi tulisan ini. Semoga hal ini dapat menenangkan hatimu. Doaku besertamu, nak.
Trier, 08022014.....
#CoPas
Cerita-cerita yang semoga menyamankan dan menenangkan kegelisahan hatimu.
Kali ini kita akan membayangkan tentang sukses.
Menurutmu, sukses itu apa, nak?
Apa tandanya bahwa seseorang sukses?
Orang sukses itu kelihatan serius?
Mari kita berkenalan dengan Gus Dur, nak. Beliau cengangas-cengenges dan sering mengampangkan masalah, tapi banyak yang menganggap beliau orang sukses..
Orang sukses itu waras? Mari kita lihat sejenak Van Gogh, nak. Beliau adalah pelukis kenamaan yang juga pengidap schizophrenia, kalau dari kategori kejiwaan, dia disebut gila.
Orang sukses itu pake jas, dasi, baju setelah yang keren? Mari kita cari tahu Bob Sadino, nak. Beliau bepergian ke banyak tempat dengan celana pendeknya.
Orang sukses itu cerdas? Kau pasti tahu Einstein kan, nak? Tahu bahwa dia pernah “dipulangkan” oleh gurunya karena dianggap sangat bodoh?
Orang sukses itu tinggi? Mari kita cari tahu berapa tinggi Napoleon Bonaparte dan Nicolas Sarkozy, tinggi badan mereka tidak sampai 170 cm…
Orang sukses itu pasti percaya diri? Direktur pertama FBI, Edgar J. Hoover, itu waktu kecil sampai harus konsultasi kepsikolog karena sangat tidak percaya diri dan pasti terbata-bata kalau bicara didepan umum, saking ia tidak percaya dirinya…
Orang sukses itu karakter dan pembawaannya tenang? Mungkin kita bisa lihat Walt Disney, nak. Konon kabarnya dia hiperaktif dan tak bisa diam.
Orang sukses itu sempurna secara fisik? Helen Keller itu buta, Stephen Hawking tidak bisa benar-benar bicara dan duduk dikursi roda, Nick Vujicic itu hanya punya kaki dan tangan seperti ayam..
Orang sukses itu kaya dan tujuannya untuk meraih kekayaan? Mari kita perhatikan Mahatma Gandhi, Bunda Theresa, Aung San Suu Kyi, atau Nelson Mandela, bagaimana hidup mereka berkutat dengan kesulitan, penolakan, perampasan kemerdekaan, dan pemiskinan untuk sebuah tujuan yang tidak berhubungan dengan uang, dan orang pun melihat mereka sebagai sukses.
Orang sukses itu dari keluarga yang “sempurna”? Coba kita perhatikan bahwa Steve Jobs adalah anak angkat dan hanya satu dari orang tua angkatnya yang tamat SMA, Ibu dan istri Alexander Graham Bell keduanya tuli, dan P.L. Travers pengarang buku Mary Poppins ibunya pernah hampir bunuh diri dan ayahnya pemabuk..
Orang sukses itu pasti dari orang tua kaya yang hidupnya enak? Masih ingat Walt Disney tadi yang saya sebut itu, nak? Orang tuanya punya usaha koran, tapi pengantar korannya sendiri adalah anak-anaknya. Dan ayah Walt Disney akan menghukum sendiri anaknya jika mereka terlambat mengantar koran.
Orang sukses itu selalu berhasil dan jarang gagal? Steve Jobs yang anak angkat itu tadi, nak, dia putus kuliah ditengah jalan dan sempat terlunta-lunta dan jadi pengangguran bertahun-tahun sebelum memulai perusahaan sendiri. J.K. Rowling adalah ibu rumah tangga yang bertahun-tahun menganggur dan sedang dililit hutang ketika baru memulai menulis Harry Potter.
Orang sukses itu keberhasilannya selalu dapat diperhitungkan dan hasil dari perencanaan matang dan jangka panjang? Alexander Fleming penemu penicilin itu, nak, mendapat ide penemuannya dari kotoran cucian piringnya yang ditinggal beberapa lama selama beliau liburan..
Orang sukses itu fasilitasnya lengkap? Marie Curie itu baru dapat laboratorium sendiri setelah menang nobel, nak. Kita juga perlu bangga akan Warsito Taruno yang rela meninggalkan dan menolak tawaran dari beberapa negara maju untuk membuat laboratorium sendiri di Indonesia, yang tentu saja dengan segala keterbatasannya..
Orang sukses itu pasti orang berpengalaman yang bertahun-tahun sudah menggeluti bidang tertentu? Mari kita kenali Mark Zuckerberg, nak. Beliau memulai Facebook setelah ditolak cintanya dan malam itu juga ia mengotak-atik program komputer dan cikal-bakal facebook pun dimulai..
Ya, tapi mereka semua pengecualian. Mungkin saja mereka semua pengecualian. Pengecualiannya adalah karena: Mereka gila, cukup gila untuk terus berkarya apapun kondisi dan situasinya. Mereka tidak sadar diri, sudah tahu cacat, pendek, berkepribadian buruk, sudah tahu tidak punya pengalaman, atau miskin, tapi masih saja berlagak dan sok berani, sok tahu, belagu, dan banyak tingkah.. Urat malu dan urat takut mereka sudah putus, sudah tahu bodoh, seenaknya sendiri pula. Darimana sih asalnya? Bisa tidak tahu malu, tidak tahu diri, tidak tahu adat, tidak tahu sopan-santun seperti itu?
Label apa yang saat ini diberikan padamu, nak? Karakter apa yang kau miliki saat ini? Latar belakang keluarga seperti apa yang kau miliki? Fisikmu seperti apa, nak? Fasilitas apa yang kau punyai saat ini?
Sebelum menyudahi tulisan ini, ijinkan saya menghaturkan permohonan maaf, nak. Karena saya tidak dapat menyodorkan formula tentang kesuksesan itu sendiri.
Namun, jika kau merasa kehilangan semangat, sedih, tak berdaya, atau hidup sepertinya menghantammu jatuh terlalu keras, cobalah ingat-ingat mereka. Jika perlu, bacalah lagi tulisan ini. Semoga hal ini dapat menenangkan hatimu. Doaku besertamu, nak.
Trier, 08022014.....
#CoPas
Gerimis Pagi
8-7-2014
Gerimismu pagi ini mengundang tanya
Gerimismu pagi ini mengandung makna
Ketika perhelatan tinggal satu hari saja
Hawamu turunkan suhu, mencipta damai Indonesia
Gerimismu pagi ini mengundang tanya
Gerimismu pagi ini mengandung makna
Ketika perhelatan tinggal satu hari saja
Hawamu turunkan suhu, mencipta damai Indonesia
Senin, 07 Juli 2014
UNTUK YG TELAH PERGI
kata hati
ku ditinggal kini
mereka hadir disini
dan pergi mendahului
tubuhku tidak terlukai
namun menyayat hati
ku lihat butiran air mata
tak terseka di wajahnya
tertunduk, ku sapa pertiwi
peristirahatan jasmani
tengadah, ku tanya matahari
kenapa masih disini
bayak yang berkata tidak
tapi tak mampu menolak
jika sudah kehendak
semua menjadi mutlak
kadekasek
Sabtu, 05 Juli 2014
CINTA YANG WAJAR
CINTAI SEWAJARNYA
sifat baik merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi, dan jika tidak dipenuhi maka yang selanjutnya tidak akan terjadi. Karena itu jika menginginkan nasib yang baik, harus diawali dengan sikap yang baik dan dilaksanakan dengan baik.
Baik sendiri memiliki makna yang sangat relatif...(tergantung sudut pandang), namun secara umum oleh Mr JOGER disederhanakan menjadi tiga makna:
Baik minimal : kebaikan dalam difinisi paling sederhana seperti tidak mengambil hak orang lain atau tidak menjadi orang yang menyusahkan orang lain. Baik optimal : Seseorang mau bersedekah, menyisihkan sedikit atau sebagian rejekinya untuk didermakan kepada yang membutuhkan dan yang mau menerima secara wajar. Baik maksimal : upaya untuk mau mengorbankan diri sendiri demi kekurangan atau kebutuhan orang lain, seperti para pejuang dan pahlawan dulu atau para nabi.
Setiap manusia memiliki kebebasan memilih untuk melakukan kebaikan sesuai kemampuan dan keinginan.Dan untuk berbuat baik secara ikhlas maka cintailah secara wajar semua yang dimiliki (keluarga,masyarakat,harta,tahta dan cinta itu sendiri)
Hal tersebut meenegaskan prinsip memberi secara ikhlas yang artinya mengurangi keterikatan yang berlebihan terhadap sesuatu terlebih pada sesuatu yang keduniawiannya tinggi.
Upaya pengiklhlasan berdampak pada hilangnya rasa takut yang menjadi momok pikiran (takut kekurangan, takut kehabisan, takut tidak punya, takut tidak kebagian, dan takut kepada rasa takut) yang menjadi pemicu tindakan nyeleneh, dan merugikan (merugikan diri sendiri dan orang lain, seperti menjadi tikus kantor atau koruptor dan hal hal lain yang kotor).
jika mulai dengan pikiran baik, melakukan dengan baik, hasil yang datang pasti baik baik.........Dedik Kupang
puisi pagi ini
PAGI INI
cerita merekah
balik kerumah
dengan kenangan indah
sudah berencana pergi
mengisi hari....
belum buatin kopi
belum juga nengok GP
air matamu menganbang
ketika berteriak lantang
seperti sia sia
kau ungkap semuanya
sinilah sayang
duduk dekat abang
bukankah kita telah berjanji
bersama sama sampai mati
hanya hal kecil
kamu rasakan
tidak berarti terkucil
rencanamu pasti berjalan
kadekasek 20 juni 2013
Jumat, 04 Juli 2014
LAGU:"HARI INI"
LAGU HARI INI
hari udah sore
janji rame rame
pergi ke karaoke
biar hp ku silent dulu
biar nggak mengganggu
karena lagi buru buru
teman lain udah nunggu

dalam ruangan remang
awas ada yang terangsang
pura pura salah pegang
nyanyi jadi nggak penting
gelak tawa jadi ending
walau hati resah
ingat dia yang dirumah
kadek asek juni 2013
KESEDIHAN (sebuah catatan harian)-anne ahira
Hadirnya KESEDIHAN
kesedihan.....
saat awal ku mengenalimu, aku begitu terkeduh
hadirmu begitu suram, kau buat hidup seakan kelam
hingga aku terdiam, dan terbungkam
apa tidak .........
sering kau bertamu,dan berlalu
entah berapa waktuku yang kau ganggu
entah berapa lama kita berkawan tanpa sayang
bagiku datang dan pulangmu sama saja
hadir dan pergi tiada bedanya
ketika ini......
telah lama aku mengenalimu
ku tahu kau kan terus datang, sukar dihalang
ku tahu kau senang bertamu, sukar ku tentang
kesedihan......
datanglah jika memang kau mau
jelmamu tak kan bisa menghancurkanku
aku telah mengenalimu
setiap kali ku dengar kau bergerak
ku seru Tuhanku dengan sebak
dan lontaran istifar
setiap kali kau mulai mendekat
ku hambat kau dengan air mata munazat
Demi Tuhan........
jelmamu tak kan bisa menghancurkanku
karena jelmamu telah pernah mengajariku
bagaimana ku bisa berdiri kokoh dalam mengarungi
dan memahami arti hidup dan kehidupan
(sebuah catatan harian)-anne ahira

saat awal ku mengenalimu, aku begitu terkeduh
hadirmu begitu suram, kau buat hidup seakan kelam
hingga aku terdiam, dan terbungkam
apa tidak .........
sering kau bertamu,dan berlalu
entah berapa waktuku yang kau ganggu
entah berapa lama kita berkawan tanpa sayang
bagiku datang dan pulangmu sama saja
hadir dan pergi tiada bedanya
ketika ini......
telah lama aku mengenalimu
ku tahu kau kan terus datang, sukar dihalang
ku tahu kau senang bertamu, sukar ku tentang
kesedihan......
datanglah jika memang kau mau
jelmamu tak kan bisa menghancurkanku
aku telah mengenalimu
setiap kali ku dengar kau bergerak
ku seru Tuhanku dengan sebak
dan lontaran istifar
setiap kali kau mulai mendekat
ku hambat kau dengan air mata munazat
Demi Tuhan........
jelmamu tak kan bisa menghancurkanku
karena jelmamu telah pernah mengajariku
bagaimana ku bisa berdiri kokoh dalam mengarungi
dan memahami arti hidup dan kehidupan
(sebuah catatan harian)-anne ahira

Kamis, 03 Juli 2014
Rabu, 02 Juli 2014
Lamunan KabutHati Mei 2014
DALAM LAMUNAN
Masih terasa bebal di pergelangan tangan dalam kerapatan urat dan pembuluh. Setiap tekukan direspon rasa sakit, setiap gerakan seperti pegal.
Syukurku pada Tuhan, kala emosi menjadi permainan, telinga belum berfungsi normal menjadi alasan tersendiri ketidak seimbangan dalam berdiri dan berjalan.
Aku belum juga tahu, dan mungkin tidak pernah tahu, malaikat kematian selalu bernegosiasi dengan peri kehidupan, menjadikan ku sebagai bayaran, dan semoga untuk kebaikan....
12 mei 2014, menjadi cacatan tersendiri, ketika vonis medis mengabarkan maningitis melanda peradabanku, banyak tangis disana, raut sedih terasa menguasai kebingungan.
Dalam tidur ku rasakan bisikan satu satu dari ibu, kakak , istri tersayang tentang orang orang tercinta yang datang dan terpukul cemasnya, melihatku dalam ranjang tak berdaya.
Tak ada beban lagi di hati, seperti saat ketakutan mendominasi perasaan .
Usahaku hanya kepada kesembuhan, dan tugas Tuhanlan memainkan kartu mati dan hidup
Sejenak ku tertegun, sayup terdengar suara yg kurindu, peri kecil memanggil dalam keasyikan, memaksa menaiki ranjang tempat terbaring, memberikan salam kecup tanda kesetiaan.
Syukurku tak terbendung, kesadaran hidup ku temukan, orang orang tercinta bertaruh doa, harta dan air mata. Memohon pengkabulan terhadap perjuangan langka. Terima kasih Tuhan, terim kasih saudara semua, kesempatan ketiga, semoga direstui kekuatan, taqwa untuk berlaga menyelesaikan semua dengan indah sesuai kehendakNya
Masih terasa bebal di pergelangan tangan dalam kerapatan urat dan pembuluh. Setiap tekukan direspon rasa sakit, setiap gerakan seperti pegal.
Syukurku pada Tuhan, kala emosi menjadi permainan, telinga belum berfungsi normal menjadi alasan tersendiri ketidak seimbangan dalam berdiri dan berjalan.
Aku belum juga tahu, dan mungkin tidak pernah tahu, malaikat kematian selalu bernegosiasi dengan peri kehidupan, menjadikan ku sebagai bayaran, dan semoga untuk kebaikan....
12 mei 2014, menjadi cacatan tersendiri, ketika vonis medis mengabarkan maningitis melanda peradabanku, banyak tangis disana, raut sedih terasa menguasai kebingungan.
Dalam tidur ku rasakan bisikan satu satu dari ibu, kakak , istri tersayang tentang orang orang tercinta yang datang dan terpukul cemasnya, melihatku dalam ranjang tak berdaya.
Tak ada beban lagi di hati, seperti saat ketakutan mendominasi perasaan .
Usahaku hanya kepada kesembuhan, dan tugas Tuhanlan memainkan kartu mati dan hidup
Sejenak ku tertegun, sayup terdengar suara yg kurindu, peri kecil memanggil dalam keasyikan, memaksa menaiki ranjang tempat terbaring, memberikan salam kecup tanda kesetiaan.
Syukurku tak terbendung, kesadaran hidup ku temukan, orang orang tercinta bertaruh doa, harta dan air mata. Memohon pengkabulan terhadap perjuangan langka. Terima kasih Tuhan, terim kasih saudara semua, kesempatan ketiga, semoga direstui kekuatan, taqwa untuk berlaga menyelesaikan semua dengan indah sesuai kehendakNya
guardhi pramesthi anak yang pertama
lahir didesa sepi yang menjadi kota
kau datang tak terduga menjadi tenaga
di hidup sementara yang penuh makna
tak terasa sudah setahun berlalu
tumbuhlah menjadi yang kau mau
jangan sombong jangan jadi penipu
tetap gembira tolong yang tak mampu
jangan sesali yang sudah terjadi
suka duka tergantung engkau sendiri
kaya kayalah harta dan hati
imbangi dengan perbuatan terpuji
waspada selalu dalam menjalani
lewati badai tetap gagah berdiri
gemuruh doa doa menjaga dirimu
ingat .......... bersyukurlah selalu
Iwan.F (Raya Rambu Rabbani)
lahir didesa sepi yang menjadi kota
kau datang tak terduga menjadi tenaga
di hidup sementara yang penuh makna
tak terasa sudah setahun berlalu
tumbuhlah menjadi yang kau mau
jangan sombong jangan jadi penipu
tetap gembira tolong yang tak mampu
jangan sesali yang sudah terjadi
suka duka tergantung engkau sendiri
kaya kayalah harta dan hati
imbangi dengan perbuatan terpuji

lewati badai tetap gagah berdiri
gemuruh doa doa menjaga dirimu
ingat .......... bersyukurlah selalu
Iwan.F (Raya Rambu Rabbani)
HANYA SEBUAH TITIPAN
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan-Nya
Bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan-Nya
Bahwa rumahku hanya titipan-Nya
Bahwa hartaku hanya titipan-Nya
Bahwa istri,anak,keluarga,sahabat dan teman hanya titipan-Nya
Bahwa hartaku hanya titipan-Nya
Bahwa istri,anak,keluarga,sahabat dan teman hanya titipan-Nya
Tetapi mengapa aku tidak pernah bertanya
mengapa Dia menitipkan padaku....?
untuk apa Dia menitipkan ini padaku...?
dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu...?
adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku......?
mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu di minta kembali oleh-Nya...?
Ketika diminta kembali ku sebut itu sebagai musibah
Ku sebut itu sebagai ujian, ku sebut itu sebagai petaka
Ku sebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita
Ketika aku berdoa, ku minta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak popularitas,
dan ku tolak sakit, ku tolak kemiskinan
Seolah semua derita adalah hukuman bagi ku
Seolah keadilan dan kasihNya harus harus berjalan seperti matematika
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Ku perlakukan Dia seolah mitra dagang dan bukan kekasih
Ku minta dia membalas perlakuan baikku,
dan menolak keputusan Nya yang tak sesuai dengan keinginanku
Tuhan.....
padahal setiap hari kuucapkan hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah
Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja.
Ketika diminta kembali ku sebut itu sebagai musibah
Ku sebut itu sebagai ujian, ku sebut itu sebagai petaka
Ku sebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita
Ketika aku berdoa, ku minta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak popularitas,
dan ku tolak sakit, ku tolak kemiskinan
Seolah semua derita adalah hukuman bagi ku
Seolah keadilan dan kasihNya harus harus berjalan seperti matematika
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Ku perlakukan Dia seolah mitra dagang dan bukan kekasih
Ku minta dia membalas perlakuan baikku,
dan menolak keputusan Nya yang tak sesuai dengan keinginanku
Tuhan.....
padahal setiap hari kuucapkan hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah
Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja.
Selasa, 01 Juli 2014
baby cute
Langganan:
Postingan (Atom)