Dan ilalang pun bersuara nyaring
Ketika kaki kita menyeruak semaknya
Merintih dalam penantian kering
Mengusir tanah batu pijakan
Yang berlomba lari mencari perlindungan
Diantara akar akar yang keletihan
Tak jua temukan resapan keringat
Dari ratusan umat beritual malam,
Peluh kita harapan terakhir ilalang
Sebelum hujan lepas dari semedi.
Kabut yang biasanya menyapa pagi
Menjadi malu hilang kesejukan,
Embunnya dibajak angin sebagai persembahan,
Sebelum surya akhirnya....
Meminum semua air di permukaan.
Hhhm....kagum dengan setiamu,
Setiap warna yang kau berikan
Adalah keindahan yang kutangkap
Dari kejujuran yang tak lekang
Oleh musim yang sekedar bersin hujan
Dan ketahananmu.......
Tak mampu disembunyikan,
Ranting rapuh yang melambai diatasmu
Asek-PKT2014
Tak jua temukan resapan keringat
Dari ratusan umat beritual malam,
Peluh kita harapan terakhir ilalang
Sebelum hujan lepas dari semedi.
Kabut yang biasanya menyapa pagi
Menjadi malu hilang kesejukan,
Embunnya dibajak angin sebagai persembahan,
Sebelum surya akhirnya....
Meminum semua air di permukaan.
Hhhm....kagum dengan setiamu,
Setiap warna yang kau berikan
Adalah keindahan yang kutangkap
Dari kejujuran yang tak lekang
Oleh musim yang sekedar bersin hujan
Dan ketahananmu.......
Tak mampu disembunyikan,
Ranting rapuh yang melambai diatasmu
Asek-PKT2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar