lihatlah.....
guratan urat leher dan tanganmu
menyatu benang di pemintal
yang sederhana, bahkan
teknologi tak mau menjamahnya
mungkin....
mereka ragu kesungguhan bersemayam
di rambut putih,
yang menindih
harapan
Senin, 01 Desember 2014
ILALANG di BUKIT MUCUNG - puisi- (edisi meranggas 2014)
Dan ilalang pun bersuara nyaring
Ketika kaki kita menyeruak semaknya
Merintih dalam penantian kering
Mengusir tanah batu pijakan
Yang berlomba lari mencari perlindungan
Diantara akar akar yang keletihan
Tak jua temukan resapan keringat
Dari ratusan umat beritual malam,
Peluh kita harapan terakhir ilalang
Sebelum hujan lepas dari semedi.
Kabut yang biasanya menyapa pagi
Menjadi malu hilang kesejukan,
Embunnya dibajak angin sebagai persembahan,
Sebelum surya akhirnya....
Meminum semua air di permukaan.
Hhhm....kagum dengan setiamu,
Setiap warna yang kau berikan
Adalah keindahan yang kutangkap
Dari kejujuran yang tak lekang
Oleh musim yang sekedar bersin hujan
Dan ketahananmu.......
Tak mampu disembunyikan,
Ranting rapuh yang melambai diatasmu
Asek-PKT2014
Tak jua temukan resapan keringat
Dari ratusan umat beritual malam,
Peluh kita harapan terakhir ilalang
Sebelum hujan lepas dari semedi.
Kabut yang biasanya menyapa pagi
Menjadi malu hilang kesejukan,
Embunnya dibajak angin sebagai persembahan,
Sebelum surya akhirnya....
Meminum semua air di permukaan.
Hhhm....kagum dengan setiamu,
Setiap warna yang kau berikan
Adalah keindahan yang kutangkap
Dari kejujuran yang tak lekang
Oleh musim yang sekedar bersin hujan
Dan ketahananmu.......
Tak mampu disembunyikan,
Ranting rapuh yang melambai diatasmu
Asek-PKT2014
SELAMAT HARI......GURU (puisi)
Masih dari teras berdebu
Diujung timur pulau bermahkota pariwisata
Jauh dari kebisingan
Namun akrab dengan kekeringan
SD 8 dengan 8 pengajar
Berjuang mengatasi hari
Menyulam dilema menjadi kasih
Diantara semangat belajar dan pengabdian
Yang setia dipahat waktu
Di dinding kelas kusam
Di tiang bendera bambu
Di halaman terik
Dimana sampah plastik
Disulam menjadi bola
Mereka mainkan dengan gembira
Bola yang tak bulat sempurna
Diawasi tukang sapu
Merangkap guru olah raga
Sedangkan dikota
Oemar bakri tak lagi bersepeda
Turut berlomba dengan siswa
Pamer harta...
Dan maafkan aku
Tidak untuk semua guru
Wakil kata bisuku, tapi
Untuk dia yang merasa
Guru........Pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin selamanya begitu
Karena tanda jasa
Hanya untuk yang mengangkat senjata
Dan kutukanku,
Semogaa debu dan batu
Mengkristal menjadi permata
Dan orang orang berlomba, karena
Seperti Habibie akan lahir disini
Dibatang pohon ketapang sekolah
Yang setia memayungi
Anak anak sebelum pulang
Seraya, nov 2014 "@sek"
Berjuang mengatasi hari
Menyulam dilema menjadi kasih
Diantara semangat belajar dan pengabdian
Yang setia dipahat waktu
Di dinding kelas kusam
Di tiang bendera bambu
Di halaman terik
Dimana sampah plastik
Disulam menjadi bola
Mereka mainkan dengan gembira
Bola yang tak bulat sempurna
Diawasi tukang sapu
Merangkap guru olah raga
Sedangkan dikota
Oemar bakri tak lagi bersepeda
Turut berlomba dengan siswa
Pamer harta...
Dan maafkan aku
Tidak untuk semua guru
Wakil kata bisuku, tapi
Untuk dia yang merasa
Guru........Pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin selamanya begitu
Karena tanda jasa
Hanya untuk yang mengangkat senjata
Dan kutukanku,
Semogaa debu dan batu
Mengkristal menjadi permata
Dan orang orang berlomba, karena
Seperti Habibie akan lahir disini
Dibatang pohon ketapang sekolah
Yang setia memayungi
Anak anak sebelum pulang
Seraya, nov 2014 "@sek"

Dilema (puisi)
Ku pikir tak tahu malu,
Mahluk imut didepanku
Beraksi penuh kesungguhan
yang totalnya kejujuran....
Bukan sepertiku dan sejawat
Dengan ekspresi yang dibuat
Untuk sebuah manfaat
Mahluk imut didepanku
Beraksi penuh kesungguhan
yang totalnya kejujuran....
Bukan sepertiku dan sejawat
Dengan ekspresi yang dibuat
Untuk sebuah manfaat
Ku biarkan dia dengan dirinya
Apa adanya pada sebuah lomba
Mencederai ritual tahunan
Hanya seremonial
yang bukan keharusan
Bagi insan haus ......
Penghargaan
Dan akhirnya dia tepar
Dengan tanya tersungging
Di dot yang mulai kering
"Bukankah ini minggu ayah?"
Sementara aku.......
Sibuk dengan liur yang liar
Menatap semok didepan
@sek 2014
Apa adanya pada sebuah lomba
Mencederai ritual tahunan
Hanya seremonial
yang bukan keharusan
Bagi insan haus ......
Penghargaan
Dan akhirnya dia tepar
Dengan tanya tersungging
Di dot yang mulai kering
"Bukankah ini minggu ayah?"
Sementara aku.......
Sibuk dengan liur yang liar
Menatap semok didepan
@sek 2014
Langganan:
Postingan (Atom)